Sebagaimana perkataan seorang Sahabat Nabi kepada seorang komandan kafir:
“Aku datang kepadamu bersama pasukan yang mereka mencintai kematian lebih dari kalian mencintai kehidupan.”
Artinya, ia keluar dengan keyakinan penuh, bahwa keluarnya untuk perang tidaklah mempercepat atau memperlambat ajalnya sedikit pun.
“Jika ajalnya tiba, mereka tidak dapat meminta penundaan sesaat pun dan tidak dapat (pula) meminta percepatan.” (QS. Al-A’raf: 34)
Hakikat ini, saudara-saudara, adalah keyakinan yang paling berguna bagi muslim, bahkan jika dia tidak dalam medan perang.
Betapa banyak muslim menderita bencana, musibah, dan penyakit, lalu ia berkata: “Inilah saat kehancuranku, aku tak mungkin bertahan hidup!”
Namun, Allah Yang Menghidupkan dan Mematikan, sehingga seorang muslim tidak perlu takut dengan kematian. Tak perlu takut! Kita semua pasti mati.
“Sesungguhnya engkau akan mati dan sesungguhnya mereka akan mati pula.” (QS. Zumar: 30).
Jika Anda yakin bahwa hidup dan mati ada di tangan Allah, Anda tidak perlu takut dengan penyakit atau rasa sakit, apa pun kata orang padamu!
Anda diberitahu: “Ini penyakit yang tidak ada obatnya.”
Maka putuslah harapan kepada makhluk, tapi harapan kepada Allah tetap besar dan mengagumkan. Karena hanya “Allah Yang Menghidupkan dan Mematikan.” (QS. Ali Imran: 156)
Namun yang sangat disayangkan, hingga saat ini masih saja ada sebagian orang sakit atau orang lanjut usia, ketika merasa bahwa kondisinya sudah parah–namun sayangnya–hidupnya ditutup dengan akhir yang penuh amarah dan tidak terima, malah mengatakan: “Aku akan mati!” Ia bersedih dan resah, sampai ia mati dalam keyakinan seperti itu.
Padahal Nabi ṣallallāhu ʿalaihi wa sallam bersabda:
“Janganlah salah seorang di antara kalian mati, melainkan ia dalam keadaan berbaik sangka kepada Allah.” (HR. Muslim)
Seorang Muslim, ketika memiliki keyakinan yang benar seperti ini, maka dia akan merasa ridha dan menyerahkan sepenuhnya urusan kepada Allah. Ia tidak takut dan berkata: “Jika aku mati, maka Allah memilihkan yang terbaik untukku.”
“Ya Allah, hidupkanlah aku apabila hidup itu lebih baik bagiku, dan wafatkanlah aku jika kematian lebih baik bagiku.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Karena bisa jadi kematian lebih baik bagiku. Karena bisa jadi jika aku diberi umur panjang, aku justru akan terfitnah dalam agamaku.
Karena bisa jadi Allah ingin menutup hidupku sekarang dengan husnul khatimah dalam sakit ini, mengangkat derajatku, dan menghapus dosa-dosaku, sehingga itu menjadi kesudahan yang baik bagiku.
Oleh karena itu, seorang muslim tidak akan gelisah, justru ridha dan menyerahkan urusannya kepada Allah, dan fokus menjalankan kewajibannya di waktu itu:
“Ketika aku sedang sakit sekarang, aku memuji Allah dan berzikir kepada-Nya.”
Jika memang Allah berkehendak untuk menyembuhkan Anda, Allah akan memulihkan kesehatan Anda, bahkan memberi Anda kehidupan baru.
Maka, pujilah Allah Yang telah Memberikan nikmat kesehatan pada Anda!
“Allah-lah Yang Menghidupkan dan Mematikan.” (QS. Ali Imran: 156)
====
كَمَا قَالَ بَعْضُ الصَّحَابَةِ لِبَعْضِ قَادَةِ الْكُفْرِ
جِئْتُكَ بِأُنَاسٍ يَعْنِي يُحِبُّونَ الْمَوْتَ أَكْثَرَ مِمَّا تُحِبُّونَ الْحَيَاةَ
يَعْنِي خَلَاصٌ هُوَ خَرَجَ وَيُوقِنُ أَنَّ الْخُرُوجَ هَذَا لَا يُقَدِّمُ وَلَا يُؤَخِّرُ شَيْئًا مِنْ أَجَلِهِ
فَإِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً وَلا يَسْتَقْدِمُونَ
هَذِهِ الْحَقِيقَةُ يَا إِخْوَةُ مِنْ أَنْفَعِ مَا يَكُونُ لِلْمُسْلِمِ حَتَّى وَإِنْ لَمْ يَكُن فِي الْغَزْوَةِ
كَمْ تَعْتَرِي الْمُسْلِمُ مِنْ نَكَبَاتٍ مِنْ مَصَائِبَ مِنْ أَمْرَاضٍ يَقُولُ: هَذِهِ مُهْلِكَتِي خَلَاصٌ مَا مُمْكِنٌ أَنْ أَعِيشَ
لَكِنَّ اللهَ يُحْيِي وَيُمِيتُ فَمَا يَكُونُ عِنْدَ الْمُسْلِمِ جَزَعٌ مِنَ الْمَوْتِ لَا! كُلُّنَا سَنَمُوتُ
إِنَّكَ مَيِّتٌ وَإِنَّهُم مَّيِّتُونَ
فَإِذَا تَيَقَّنْتَ أَنَّ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ بِيَدِ اللهِ مَا تَجْزَعُ مِنْ مَرَضٍ وَمِنْ أَلَمٍ مَهْمَا قِيلَ
قِيلَ لَكَ: هَذَا مَرَضٌ لَا شِفَاءَ لَهُ
فَيَنْقَطِعُ الْأَمَلُ مِنَ الْمَخْلُوقِينَ لَكِنَّ الرَّجَاءَ فِي اللهِ عَظِيمٌ وَكَبِيرٌ وَاللَّهُ يُحْيِي وَيُمِيتُ
وَإِلَى الْآنَ لِلْأَسَفِ يُوجَدُ هَذَا مِنْ بَعْضِ الْمَرْضَى أَوْ كِبَارِ السِّنِّ عِنْدَمَا يَجِدُ أَنَّ حَالَتَهُ خَطِيرَةٌ فَلِلْأَسَفِ يُخْتَمُ لَهُ بِخَاتِمَةٍ فِيهَا تَضَجُّرٌ وَتَسَخُّطٌ وَأَنَا سَأَمُوتُ وَيَحَزْنُ وَيَقْلَقُ إِلَى أَنْ يَمُوتَ عَلَى هَذِهِ الْعَقِيدَةِ
وَالنَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ
لا يَمُوتَنَّ أَحَدُكُمْ إِلَّا وَهُوَ يُحْسِنُ الظَّنَّ بِرَبِّهِ (إلّا وَهو يُحْسِنُ باللَّهِ الظَّنَّ)
فَالْمُسْلِمُ عِنْدَمَا تَكَونُ عِنْدَ هَذَهِ الْعَقِيدَةِ يَرْضَى وَيُسَلِّمُ الْأَمْرَ لِلهِ مَا يَجْزَعُ يَقُولُ: إِذَا مِتُّ اللهُ تَعَالَى يَخْتَارُ لِي الْخَيْرَ
اللَّهُمَّ أَحْيِنِي مَا كَانَتِ الْحَيَاةُ خَيْرًا لِي وَتَوَفَّنِي إِذَا كَانَتِ الْوَفَاةُ خَيْرًا لِي
الْمَوْتُ يُمْكِنُ يَكُونُ خَيْرًا لِي يُمْكِنُ إِذَا عُمِّرْتُ أُفْتِنُ فِي دِينِي
يُمْكِنُ اللهُ يُرِيدُ أَنْ يَخْتِمَ لِي الْآنَ بِخَاتِمَةٍ حَسَنَةٍ فِي هَذَا الْمَرَضِ أَنْ يَرْفَعَ دَرَجَاتِي وَيُكَفِّرَ سَيِّئَاتِي وَتَكُونَ هَذِهِ خَاتِمَةً حَسَنَةً بِالنِّسْبَةِ لِي
فَمَا يَجْزَعُ يَرْضَى وَيُسَلِّمُ الْأَمْرَ لِلهِ وَهُوَ يَعْتَنِي بِوَاجِبِ وَقْتِهِ
أَنَا الْآنَ فِي مَرَضِي أَحْمَدُ اللهَ وَأَذْكُرُ اللهَ
وَإِذَا شَاءَ اللهُ أَنْ يَشْفِيَكَ شَفَاكَ عَافَاكَ وَأَعْطَاكَ عُمْرًا جَدِيدًا
فَتَحْمَدُ اللهُ عَلَى عَافِيَتِكَ
وَاللَّهُ يُحْيِي وَيُمِيتُ